Kamis, 19 April 2012

BIOFILTER - CARA MENJERNIHKAN AIR

04.51

Limbah merupakan air buangan yang tidak dapat dimanfaatkan secara langsung oleh manusia. Berdasarkan sumbernya, limbah digolongkan menjadi limbah domestik, limbah industri serta limbah pertanian dan peternakan. Limbah domestik adalah limbah yang berasal dari aktivitas rumah tangga, misalnya mandi, cuci dan kakus (MCK).

Air limbah sebaiknya diolah terlebih dulu sebelum dibuang ke badan air (sungai) untuk menghilangkan zat yang mencemari kualitas air, maupun yang dapat menularkan penyakit. Setelah pengolahan, air limbah dapat dimanfaatkan kembali untuk pengairan lahan pertanian maupun taman. Proses pengolahan air limbah juga disebut filtrasi.

Umumnya, filtrasi dilakukan secara fisik dengan berbagai media, seperti arang, kerikil, ijuk, maupun pasir. Arang contohnya, bahan ini merupakan bahan padat yang berpori, hasil pembakaran dari bahan yang mengandung unsur karbon, ter, dan senyawa organik lainnya. Komponen di dalam arang, antara lain; abu, air, nitrogen dan sulfur. Karena berpori, arang mampu untuk menyerap warna dan bau dari limbah, sehingga air menjadi lebih jernih dan tidak berbau. Kerikil dan pasir berfungsi untuk mencegah masuknya partikel – partikel yang terbawa oleh air agar tidak menyumbat (clogging). Tetapi, tahukah Anda bahwa ada tumbuhan yang memiliki kemampuan sebagai filter? Proses filtrasi dengan memanfaatkan tumbuhan disebut biofilter.
Para peneliti menemukan beberapa tanaman air dapat menyerap kandungan organik di dalam air. Zat – zat organik tersebut, masuk dan larut ke dalam sistem metabolisme tanaman melalui akar.

Tujuan utama pemaanfaatan tanaman untuk filtrasi ini adalah memanfaatkan proses fotosintesis pada tanaman. Dalam proses tersebut terjadi pertukaran oksigen, dari permukaan daun dan batang untuk dilepaskan ke akar. Bagian akar dan atau batang yang terendam dalam air merupakan tempat yang cocok bagi tumbuhnya bakteri aerob, yaitu bakteri yang membutuhkan oksigen. Sehingga memungkinkan terjadinya penguraian yang salah satunya dilakukan oleh bakteri aerob. Akar berfungsi sebagai pompa biologis juga berperan melakukan proses absorbsi (penyerapan) dan filtrasi (penyaringan) dari padatan. Batang dan atau daun di atas permukaan air berfungsi mengurangi masuknya sinar matahari ke badan air, sehingga pertumbuhan alga dapat dicegah. Manfaat lain dari biofilter adalah mengurangi efek angin di dalam air, tanaman bisa bertahan pada tempatnya. Tanaman air yang dapat digunakan untuk menjernihkan air, antara lain cattail, reed, akar wangi dan kelor.

Cattail (Typa latifolia) adalah sejenis rerumputan, tinggi dan berdaun tebal tanpa tulang daun. Akar tanaman yang disebut juga ekor kucing ini merupakan akar serabut yang berfungsi seperti akar tunjang untuk memperkuat batang tumbuhan. Akar ini juga berfungsi sebagai organ yang menghisap air, mineral dan unsur hara tanah. Daun Cattail seperti pita memanjang dan agak tebal, tumbuh langsung dari akar. Pada permukaan tubuhnya, Cattail mempunyai lapisan endodermal (lapisan yang terdapat di bagian dalam dinding sel) yang tebal untuk melindungi diri dari kehilangan air saat musim kemarau. Tanaman cattail dapat hidup dengan baik pada pH 4 – 10 dan temperatur 10 – 300 C. Bunga dari tanaman ini bisa dimanfaatkan untuk mengusir nyamuk. Caranya, bunga dibakar hingga mengeluarkan aroma yang sangat tajam dan asapnya dapat mengusir nyamuk.

Tanaman Reed, nama latinnya adalah Phragmites australis. Dalam bahasa Yunani, Phragma berarti pagan. Artinya, tanaman ini tumbuh dan berdiri tegak, tersusun berkelompok seperti pagan. Reed tumbuh liar dan sering dijumpai di sepanjang aliran sungai yang alirannya lambat dan berlumpur, akarnya dapat menahan endapan lumpur. Tumbuhan ini mempunyai batang berongga, tangkai daunnya kasar dan keras. Daun reed agak lebar, tajam dan ujung daun meruncing. Bunganya berkembang pada musim panas, bentuk bunga sederhana seperti tabung berwarna kuning kecoklatan. Tumbuhan ini dapat hidup pada suhu 6,6 – 26,6 0C dan pH 4,8 – 8,2. Reed memiliki kemampuan untuk menurunkan kandungan bahan organik dalam limbah. Tumbuhan yang disebut juga gelagah ini, daunnya dapat dimanfaatkan sebagai makanan ternak. Batangnya dapat dijadikan sebagai bahan kerajinan anyaman dan alat musik tiup.

Kelor (Moringa oliefera) dapat mencapai ketinggian 7 – 11 meter. Kelor sering dimanfaatkan sebagai tanaman pagar karena berkhasiat untuk obat-obatan. Batangnya tidak terlalu besar dan kayunya getas (mudah patah), cabangnya jarang tetapi mempunyai akar yang kuat. Batang pokoknya berwarna kelabu. Daun kelor berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai. Tanaman yang memiliki nama lain marangghi (dalam bahasa Madura) ini, dapat berkembang biak dengan baik pada daerah yang mempunyai ketinggian tanah 300-500 meter di atas permukaan laut. Bunganya berwarna putih kekuning-kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau. Bunga kelor keluar sepanjang tahun dengan aroma semerbak. Buah kelor berbentuk segi tiga memanjang yang disebut klentang (Jawa). Buahnya menyerupai kacang panjang berwarna hijau dan keras, serta berukuran 120 cm. Sedang getahnya yang telah berubah warna menjadi coklat, disebut blendok (Jawa).

Bagian dari tanaman kelor yang dimanfaatkan untuk menjernihkan air adalah bijinya. Buahnya dibiarkan sampai tua dan berwarna coklat. Kemudian, buahnya dikelupas untuk diambil bijinya yang berwarna putih. Biji ditumbuk sampai halus menjadi serbuk. Untuk menjernihkan air, dibutuhkan 2 gram untuk 20 liter. Campurkan serbuk kelor tersebut dengan sedikit air hingga menyerupai pasta. Tambahkan 200 ml air lagi, lalu kocok sampai lima menit. Setelah itu campurkan dalam 20 liter air dan aduk perlahan selama kurang lebih 15 menit. Selama pengadukan, serbuk biji kelor akan menggumpalkan padatan, mikroba dan kuman – kuman dalam air menjadi gumpalan yang lebih besar dan mengendap di dasar. Proses ini disebut dengan koagulasi. Setelah terjadi pengendapan, air di bagian atas dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, misalnya pertanian.

Tidak menutup kemungkinan masih ada tumbuhan atau makhluk lainnya yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi permasalahan pencemaran air. Contohnya, eceng gondok (Eichornia crassipes) yang sering kita anggap sebagai penyebab terjadinya pencemaran air. Tumbuhan yang berasal dari Brazil ini bagian akar, batang dan helai daun mengandung rongga udara dan massa jenisnya (massa per volume air) lebih ringan, yaitu kurang dari massa jenis air yang besarnya 1 kg/m3 sehingga dapat menyerap limbah yang mudah mengapung di permukaan air, misalnya limbah minyak. Namun, kontrol terhadap pertumbuhan tanaman ini harus dilakukan, karena pertumbuhan enceng gondok sangat cepat. Nah, jenis-jenis tanaman tersebut layak dicoba diterapkan di pembuangan limbah rumah tangga kita, selain berdaya manfaat mengurangi pencemaran, dan bersifat ramah lingkungan, tentunya menambah keasrian. *nala
http://www.pusdakota.org
http://www.wantoyes.blogspot.com

Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

0 komentar:

Posting Komentar

 

© 2013 BIOSFER (HIMPUNAN MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI). All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top